Medan, Sumatera Utara – Hari ini, kita hidup di tengah krisis lingkungan yang makin terasa dampaknya—udara yang kian tercemar, sungai yang kehilangan kejernihannya, hingga hutan yang terus menyusut. Di balik semua itu, ada satu hal yang sering terlupakan: bahwa menjaga alam bukan hanya urusan sains, tapi juga panggilan iman.
Dalam Islam, bumi bukan sekadar tempat tinggal, tapi amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Alam adalah ciptaan Allah yang harus dihormati, bukan dieksploitasi. Karena itu, mencintai lingkungan bukanlah sesuatu yang asing dalam ajaran Islam—ia adalah bagian dari ibadah, bentuk syukur, dan wujud kasih sayang terhadap makhluk Allah lainnya. Berangkat dari semangat inilah, Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara bersama STIT Ar-Raudlatul Hasanah Medan menjalin kolaborasi dalam program Pengabdian kepada Masyarakat. Program ini menggabungkan edukasi lingkungan dengan nilai-nilai keislaman, dengan harapan para santri tidak hanya memahami pentingnya menjaga alam, tapi juga merasakannya sebagai bagian dari keimanan dan keislaman.

Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini dipimpin oleh Bapak Rapotan Hasibuan, M.Kes, selaku Ketua Pengabdi yang juga merupakan Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKM UINSU. Mengangkat isu-isu ekologi dari perspektif Islam, kegiatan ini menghadirkan Bapak Syafran Arrazy, Ph.D, narasumber utama yang merupakan dosen Prodi IKM UINSU.

Antusiasme dan dukungan juga datang dari STIT Ar-Raudlatul Hasanah selaku mitra pelaksana. Kehadiran Bapak Radinal Mukhtar Harahap, M.Pd, dosen Bahasa Arab sekaligus Wakil Ketua I STIT Ar-Raudlatul Hasanah, bersama Ibu Dahlia Utari, S.Pd (Ustadzah di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah), yang juga berperan sebagai narasumber, memperkuat dimensi cinta lingkungan dalam sudut pandang islam.

Kontribusi mahasiswa dari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat UINSU turut memperkaya pelaksanaan kegiatan ini. Fifi Afifah Hasibuan, Wafida Tunnur Siregar, dan Diva Keysha Aura Silalahi berperan dalam berbagai aspek, mulai dari fasilitasi edukasi, dokumentasi kegiatan, hingga pendampingan langsung terhadap para santri. Kolaborasi lintas jenjang ini memperlihatkan semangat gotong royong dalam mewujudkan perubahan nyata di tengah komunitas pesantren.

Sebelum sesi penyampaian materi dimulai, suasana kegiatan terlebih dahulu dihangatkan dengan ice breaking yang melibatkan para santri dalam kegiatan seru dan energik. Salah satu momen paling menarik adalah penyampaian yel-yel santri pro-lingkungan yang menggema penuh semangat: “Jaga Lingkungan! Sayangi Lingkungan! Karena Allah!”.
Yel-yel ini tidak hanya menjadi sarana membangun antusiasme peserta, tetapi juga sebagai bentuk internalisasi awal pesan utama kegiatan — bahwa menjaga alam adalah bagian dari bentuk cinta dan ketaatan kepada Allah SWT. Semangat ini menjadi pembuka yang kuat dan menginspirasi seluruh rangkaian program edukatif yang berlangsung.

Dalam sesi penyampaian materi, Bapak Syafran Arrazy, Ph.D membahas isu-isu lingkungan terkini seperti perubahan iklim, polusi, dan degradasi lahan, serta menekankan dampak kerusakan alam akibat ulah manusia terhadap keberlangsungan hidup, serta mengajak para santri untuk memahami pentingnya menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari tanggung jawab manusia terhadap keberlangsungan kehidupan di masa depan. Materi dilanjutkan oleh Ibu Dahlia Utari, S.Pd yang menguatkan perspektif religius dengan menekankan pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari akhlak Islami. Beliau mengajak santri untuk menerapkan perilaku ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjaga kebersihan, hemat air, dan tidak membuang sampah sembarangan. Keduanya menekankan pentingnya nilai religius dalam membentuk kesadaran ekologis santri, terutama melalui ajaran Islam yang menempatkan manusia sebagai khalifah fil ardh (pemelihara bumi).

Dalam puncak kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap alam, para santri Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan turut serta dalam aksi tanam pohon sebagai agenda puncak rangkaian kegiatan pengabdian. Pada kesempatan ini, dilakukan penanaman pohon berjenis Ketapang kencana varigata, tanaman yang dikenal karena keindahan daunnya serta kemampuannya memberikan keteduhan dan menyegarkan udara. Penanaman ini menjadi simbol nyata dari komitmen untuk merawat lingkungan, sekaligus menguatkan pesan bahwa mencintai alam adalah bagian dari ajaran Islam yang mulia. Lebih dari sekadar kegiatan seremonial, aksi ini mengajak setiap peserta untuk menanam kesadaran—bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari langkah kecil namun bermakna.

Lebih dari itu, semoga pohon-pohon ini menjadi simbol dari semangat cinta lingkungan yang terus tumbuh di hati para santri—sebagai generasi Islam yang peduli, berilmu, dan bertanggung jawab terhadap masa depan bumi. Setiap bibit yang ditanam membawa harapan akan masa depan yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan. Bagi para santri, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga yang menanamkan kesadaran bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah dan tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi.


Aksi tanam pohon ini diharapkan menjadi simbol semangat penghijauan, baik di lingkungan pesantren maupun di luar setelah para santri lulus. Bagi tim pengabdi, semoga pohon Ketapang varigata yang ditanam tumbuh rindang, menghijaukan lingkungan, serta memberi teduh bagi para santriwati. Aamiin.